Di dalam sebuah perusahaan, pada umumnya terdiri dari Profit & Supporting Unit. Unit-unit yang menghasilkan profit perusahaan secara langsung adalah Sales, Marketing & Produksi. Sedangkan unit-unit lainnya seperti Finance, HR, General Affair merupakan unit pendukung perusahaan.
Meskipun hanya pendukung/supporting, keberadaannya dirasakan sangat diperlukan dan tidak bisa dipandang sebelah mata. General Affairs adalah supporting unit yang tanpanya perusahaan tidak bisa berjalan dengan sempurna. Banyak pekerjaan yang termasuk dalam dunia General Affairs, diantaranya adalah Building Maintenance, Pool Car & Car Maintenance, Insurance, Cleaning Service, Security, Canteen, RPTKA, Perizinan, Outsourcing, ATK, Kurir, Customer Service, Telephone Operator serta tugas-tugas yang tidak dapat disebutkan yang sifatnya "HARUS" dijalankan oleh para praktisi General Affairs.
Karena banyaknya pekerjaan tersebut dan cenderung semua karyawan bisa mengerjakan, maka biasanya pekerjaan General Affair seringkali dipandang sebelah mata oleh Management. Seringkali para Top Management kurang aware dan perduli mengenai produkstifitas mereka karena kurangnya pengetahuan yang mendalam mengenai GA.
Hal ini tidaklah salah karena bisa kita samakan pekerjaan GA seperti pekerjaan ibu rumah tangga. Sekilas memang hal yang sangat remeh sekali, namun pekerjaan yang dilakukan bertubi-tubi banyaknya sehingga seringkali overload.
Oleh karena itu tidaklah heran apabila para praktisi GA seringkali mendapatkan omelan bahkan cacian & makian dari sang Boss. Karena biasanya (pada umumnya) pekerjaan GA itu membutuhkan keluwesan dan keahlian khusus yang tersendiri. Biasanya pula para praktisi GA merupakan orang yang supel, mampu berkomunikasi secara dua arah bahkan menjadi tempat curhat para karyawan. Bisa dilihat di pantry kantor, justru disitulah biasanya para karyawan "ngopi dan ngeteh" akan mengeluhkan tentang beban pekerjaannya, bossnya yang rewel dan lain sebagainya. Disinilah peran kita sebagai General Affair yang Professional wajib memberikan pencerahan kepada para karyawan agar mampu meningkatkan produktifitas meskipun kita sendiri sebagai praktisi seringkali tidak pernah dipuji apalagi disayang oleh para boss.
Widhi Setyo Kusumo
Praktisi Ketenagakerjaan
Gambar diperoleh dari Internet bebas
No comments:
Post a Comment